Saturday, January 26, 2013

Tata krama lewat percakapan

 Di masyarakat jawa orangnya terkenal akan tata krama atau sopan santun, karena inilah orang jawa identik dengan omongan halus dalam tutur bicaranya. Biasanya apabila orang jawa mempunyai maksud sesuatu, bicaranya tidak akan di utarakan secara langsung, seperti ketika seorang anak meminta di belikan motor buat sekolah, si anak akan bercerita bahwa satiap hari harus kepanasan, kehujanan, datang dan pulang telat, teman-temannya semua sudah punya motor pada akhir ceritanya dia akan mengutarakan maksudnya bahwa dia ingin dibelikan sebuah motor. kadang kala hanya mengarah dan  menyinggung soal motor , tetapi tidak disebutkan maksud secara langsung (maksud meminta dibelikan motor). Begitulah gaya bicara orang jawa yang harus berputar-putar dahulu sebelum menyampaikan maksudnya, berbeda dengan orang batak yang gaya bicaranya keras lantang, orang batak bicara begitu karena dia ingin memperjelas maksudnya dengan to the point sehingga tidak di salah artikan maksud sesungguhnya.

Masyarakat jawa tidak akan pernah lepas dengan dongeng dan kepercayaan yang selalu diceritakan secara turun temurun.setiap dongeng dan kepercaan mengandung pesan akan sebuah makna hidup dan tenggang rasa sesama.  Suatu contoh kepercayaan yang sangat kita kenal yaitu “ojo linggui bantal” (jangan menduduki bantal), kepercayaan disini adalah jika duduk di atas bantal maka pantatmu akan udunen/bisulan, secara ilmiah ini akan sulit dibuktikan kebenaran jika menduduki bantal akan bisulen tapi secara logika pesan dalam kepercayaan ini adalah bantal tempatnya di kepala bukan di pantat, dan jika seseorang menduduki bantal tiba-tiba buang gas setelah itu bantal itu buat kita tidur tentu menimbulakan ketidak sopanan.

Ada kepercayaan lagi bagi para lajang yang belum menikah baik laki-laki atau perempuan yaitu “jangan makan sayap ayam,karena akan ditolak ketika kamu melamar atau menembak cewek” hehehe  di keluargaku seperti ini kepercayaannya sehingga jika aku tidak pernah makan sayap ayam kecuali kalau terpaksa ketika penjual makanan hanya punya lauk sayap ayam hehe. mari kita analisis secara logika, sayap ayam daging yang empuk enak gurih dan tulang yang lunak sangat enak kan, lalu kenapa dilarang?

Itu karena itu adalah jatah untuk nenek kakek kita, kita yang muda dengan gigi yang kuat akan mampu melahap apa saja sementara kakek dan nenek kita gigi yang sudah mulai rapuh akan lebih baik mengunyah yang mudah dikunyah. Untuk analisa yang terakhir karena untuk melarang secara langsung bukanlah bijaksana oleh sebab itu larangan itu dikaitkan pada sebuah kepercayaan

Sangat banyak sekali kepercayaan masyarakat jawa dan mungkin seperti undang-undang yang tidak terlihat dan secara tidak langsung membentuk pribadi santun. dari sekian banyak kepercayaan apakah semuanya tidak bisa dibuktikan secara ilmih?

Ada, ada yang dapat di buktikan secara ilmia yaitu kepercayaan bahwa jika wanita memelihara kucing akan membuat wanita itu tidak mempunyai anak, walau sebenarnya bukan karena kucing wanita itu tidak punya anak tetapi karena virus toxoplama yang dibawa kucing.

Selain itu kepercayaan yang memberikan interaksi yang baik antara sesama adalah cara seseorang mempersilahkan tamu untuk duduk di kursi dengan menunjuk menggunakan jempol, bagaimana jika tamu itu disuruh duduk di kursi dengan menunjuk menggunakan jari telunjuk, ke angkuhanlah yang terlihat. sebenarnya kepercayaan ini waktu aku kecil dilarang menunjuk ke kuburan karena akan boroken jariku dan  jika sudah terlanjur lupa telah menunjuk maka harus mengemut jare sebanyak 3 kali. hehe

Budaya timur adalah budaya bangsa yang harus tetap kita jaga kelestariannya walaupun secara modern kita rasa sudah tidak penting namun ini adalah harta yang diwariskan dan wajib  untuk kita dijaga.

No comments:

Post a Comment